Ponorogo,(Kabarnow.com), – Tradisi dan kearifan lokal kembali menjadi sorotan dalam event tahunan Ponorogo Rikolo Semono, yang digelar 9–15 Juli 2025.
Kabag Umum Pemkab Ponorogo, Erni Harismawanti, menegaskan bahwa surjan bukan sekadar warisan tekstil, melainkan warisan nilai dan jatidiri masyarakat Jawa.
“Dengan mengenakannya, masyarakat Ponorogo tidak hanya bernostalgia tapi juga menghidupkan kembali semangat dan filosofi timur,” ujar Erni, seraya mengajak masyarakat menghidupkan suasana kota lewat nuansa busana tradisional dan alunan gamelan.
Dalam imajinasinya, Erni membayangkan Alun-alun Ponorogo penuh warna: warga mengenakan surjan dan blangkon, gamelan mengalun syahdu, serta aroma wedang jahe menyatu menghangatkan udara.
“Suasana ini bukan hanya indah, tapi menyentuh akar budaya yang mulai terlupakan,” ujarnya pada Rabu (9/7/2025).
Ponorogo Rikolo Semono tahun ini digelar sebagai bagian dari peringatan Hari Bhayangkara ke-79 dan Hari Koperasi. Beragam pertunjukan khas Ponoragan disiapkan untuk publik, termasuk jajanan jadul yang membangkitkan kenangan masa lampau.
Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko, turut memberikan apresiasi atas gerakan kultural ini. “Ini bagian dari edukasi budaya. Generasi muda bisa belajar tentang nilai-nilai luhur Jawa melalui motif surjan,” ucapnya.
Dengan semangat pelestarian, event ini tak hanya menjadi panggung seni budaya, tetapi juga ruang refleksi nilai-nilai tradisional yang membentuk identitas daerah.(Nov)