Ponorogo,Kabarnow.com-, Di tengah derasnya arus globalisasi yang menuntut generasi muda memiliki wawasan internasional dan kemampuan berbahasa dunia, Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG) kembali menegaskan eksistensinya sebagai kawah candradimuka pencetak insan global.

Kamis (2/10/2025), PMDG menggelar ajang bergengsi bertajuk Gontor Language Championship (GLC) di Lapangan Gedung Laboratorium Sains PMDG. Kompetisi tingkat nasional ini menjadi bagian dari peringatan satu abad kiprah PMDG dalam dunia pendidikan pesantren modern.

GLC resmi dibuka oleh Kang Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko, bersama Pimpinan PMDG, K.H. M. Akrim Mariyat, dengan pemencetan sirine sebagai simbol dimulainya kompetisi. Sebanyak 23 kontingen pondok pesantren dari berbagai penjuru Indonesia turut ambil bagian dalam ajang ini, yang berlangsung dari tanggal 2 hingga 5 Oktober 2025.

Para santri akan bersaing dalam berbagai kategori lomba bahasa, mulai dari debat, pidato, pembacaan puisi, penulisan kreatif, hingga pembawa berita, menggunakan Bahasa Inggris dan Bahasa Arab sebagai medium utama.

Kang Bupati Sugiri menyampaikan kekagumannya atas konsistensi PMDG dalam membentuk generasi muda yang tidak hanya cakap berbahasa asing, tetapi juga berkarakter kuat dan siap bersaing di panggung dunia.

“Memahami bangsa dan budaya dimulai dari bahasa. Maka jika ingin menguasai dunia, kuasailah bahasanya. Dan Gontor telah membuktikan itu,” ujar Kang Bupati dengan penuh semangat.

Sementara itu, K.H. M. Akrim Mariyat menegaskan bahwa Bahasa Arab dan Inggris bukan sekadar alat komunikasi di PMDG, melainkan bagian dari budaya yang hidup dan tumbuh di lingkungan pesantren.

“Belajar bahasa adalah belajar budaya. Bahasa bukan hanya soal kata, tapi juga rasa. Maka dalam lomba ini, anak-anak belajar bagaimana menyampaikan niat dan hati lewat ungkapan yang menyentuh,” tuturnya.

Lebih dari sekadar kompetisi, GLC membawa pesan perdamaian dan kebersamaan. Bahasa menjadi simbol kekhusukan, ketenangan, dan harmoni, sebagaimana Indonesia yang kaya akan ragam bahasa namun tetap bersatu dalam Bahasa Indonesia.

“Semoga lomba ini menggugah kita semua untuk tidak hanya memahami bahasa secara teknis, tapi juga secara rasa,” pungkas Kiai Akrim.

Dengan semangat satu abad, PMDG terus melangkah maju, mencetak generasi yang tak hanya cerdas, tapi juga berjiwa damai dan siap mengabdi untuk dunia.(adv/Nov)